Jumat, 30 Mei 2008

KAJIAN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 TAROGONG KIDUL

ABSTRAK

Oleh :Uyun Jauhariyah

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk membimbing, mendidik, mengarahkan dan membentuk pribadi seseorang berperilaku yang baik. Inilah hal yang paling rumit dilakukan karena anak itu berasal dari latar belakang kehidupan yang berbeda-beda maka sekolah membentuk suatu alat untuk mengatur dan membatasi bagi anak-anak untuk berperilaku yang mengarah pada pendisiplinan terhadap norma-norma yang berlaku di sekolah dan sebagai alat pengendalinya adalah penghargaan (reward) dan hukuman (punishment).

Tiap-tiap sekolah menggunakan reward dan punishment karena dianggap dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam pembentukan perilaku siswa. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana pengaruh tata tertib dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul.

Penelitian mengungkapkan bahwa: 1) SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Garut adalah salah satu pendidikan formal yang di dalamnya terdapat suatu aturan yang berlaku bagi seluruh warga yang senantiasa harus diikuti oleh warga sekolah dalam rangka meningkatkan kedisiplinan dilingkungan sekolah ; 2) Cara pemberian hukuman di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Garut terthadap pelanggaran kedisiplinan adalah diberikan peringatan, teguran, nasehat dan pemberian tugas. Tujuan dari pemberian hukuman itu sendiri adalah setiap hukuman yang diberikan atas pelanggaran yang dilakukan, diberikan dalam jalinan kasih sayang bukan karena balas dendam atau karena guru membenci anak didik yang melakukan pelanggaran ; 3) Hukuman yang diberikan atas pelanggaran yang dilakukan akan dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak positif seperti tidak mengulangi kesalahan yang sama, patuh pada peraturan sekolah atau guru, introspeksi dan berjanji tidak akan melanggar peraturan lagi, menjaga ketertiban sekolah, dan membantu mendisiplinkan siswa. Sedangkan dampak negatif seperti bersifat acuh pada peringatan sekolah atau guru, selalu mengulang kesalahan yang sama, tetap tidak mentaati peraturan sekolah, mempropokasi teman-temannya untuk melanggar peraturan sekolah, cenderung bersikap kearah kriminalitas, dendam kepada guru dan membentuk geng-geng supaya ditakuti siswa lain.